Minggu, 15 Maret 2015

GEJALA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR

GEJALA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR

Tanda anak yang kesulitan belajar antara lain :
a. Perkembangan terlambat
Secara performance anak yang jauh tertinggal dengan teman seusianya menjadi indikator adanya kelainan perkembangan padaanak berkesulitan belajar. Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal : sulit mengerti kata-kata, sulit berbicara sesuai dengan anak sebayanya.
Keterlambatan ini juga bisa dilihat dari proses pertumbuhannya, seperti terlambat berjalan atau terlambat berdiri. Hal lain, ketertinggalan dalam memahami arah, mengenal bentuk huruf, pelafalan kata atau hitungan. Hasil studi menunjukan anak yang terlambat perkembangannya juga mengalami keterlambatan di sekolah.
b. Penampilan tak konsisten.
Anak kesulitan belajar mampu mengerjakan soal matematika dari guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia tak mampu untuk menyelesaikannya. Kesulitan ini diprediksi karena kemampuan mengingatnya. Ketidak-konsisten anak kesulitan belajar juga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisanya bagus, dan bisa juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di rumah daripada di sekolah.
c. Kehilangan minat belajar
Sebenarnya anak kesulitan belajar suka belajar, namun antusiamenya kian berkurang begitu masuk sekolah karena mengalami gangguan pemrosesan informasi yang butuh daya ingat dan pengorganisasian informasi dalam jumlah besar. Tanda-tanda yang bisa dilihat dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan, seperti mengerjakan tugas belum selesai dan mengatakan akan mengerjakannya di sekolah.
d. Tak mencapai prestasi seperti yang diharapkan
Adanya kesenjangan antara potensi dan prestasi yangditunjukan anak dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalamikesulitan belajar. Misal, anak 8 tahun kelas tiga SD, dengan IQ 139 dengan kemampuanya bisa menguasai materi kelas 4 bahkan kelas 5. Hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar mandiri.
e. Masalah tingkah laku yang menetap
Anak kesulitan belajar umumnya mempunyai masalah perilaku. Masalah perilaku ini, seperti cepat mengambek dan marah. Anak yang mengalami kesulitan persepsi visual dan bahasa akan sulit memahami dan mengingat informasi, sehingga sering terkesan sukar diatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak disadari oleh anak. Kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secara intens menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasil mengendalikan diri, namun di rumah ada perubahan mood yang mencolok. Hal ini yang menyebabkan anak learning disabilities sering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak bertanggung jawab,dan tak mau bekerja sama.
f. Kurangnya kepercayaan diri dan harga diri
Anak sering menggangap dirinya bodoh karena tak dapat meraih prestasi yang baik di sekolah, tak dapat memenuhi harapan orang tua, tak dapat diterima kelompok. Adanya rendah diri ini akan menurunkan motivasi akademis mereka. Anak kesulitan belajar rentan terhadap situasi yang membuat mereka mudah putus asa dan berhenti mencoba (learned helpess).
Faktor kesulitan belajar tersebut adalah :
·         Adanya hambatan belajar secara fisik, lingkungan, genetis, penyakit ataupun pola asuh keluarga.
·         Metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan belajarnya
·         gaya belajar siswa yang unik.
Kendala di atas dapat diantisipasi apabila kita mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini :
1. Gangguan persepsi visual :
·         melihat huruf atau angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali.
·         sering tertinggal huruf dalam menulis.
·         menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi.
·         sulit memahami kanan dan kiri.
·         bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang.
·         sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain).
2. Gangguan persepsi auditori
·         sulit membedakan bunyi : menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
·         sulit memahami perintah teruteama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang.
·         bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.
3. Gangguan bahasa
·         sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
·         sulit mengkoordinasikan atau mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4. Gangguan persepsi -motorik
·         kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dan lain-lain)
·         Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam geraknya.
5. Hiperaktivitas
·         Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak atau menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam).
·         berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu.
·         Impulsif.
6. Kacau (distractibility)
·         tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
·         tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir.
·         perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun atau berhayal saat belajar di kelas).
Bila kita menemukan anak didik yang memiliki ciri seperti di atas, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah :
·         berkoordinasi dengan orang tua agar melakukan konsultasi sengan psikolog atau terapis atau dokter.

·         melakukan perubahan strategi pengajaran disesuaikan kebutuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar